Gua Maria Lourdes Sendangsono

Sendangsono, nama yang lebih identik dengan tempat peziarahan. Di tempat inilah untuk kali pertama umat Katholik di tanah Jawa dipermandikan. Sendangsono menjadi tonggak keberhasilan misionaris Van Lith dalam menyebarkan agama Katolik di Pulau Jawa. Keberadaan Sendangsono menjadi titik tolak, sebuah batu penjuru, tumbuhnya iman Katholik hingga menyebar ke seluruh penjuru tanah air. Bekal sejarah inilah yang selalu tergantung megah mewakili keberadaan tempat ziarah Gua Maria Lourdes Sendangsono.

Gua Maria SendangsonoNama Sendangsono sendiri merupakan perpaduan dua kata yaitu sendang (mata air) dan sono (pohon angsana). Secara harafiah, Sendangsono mempunyai makna mata air yang berada di bawah pohon angsana. Di atas sendang dan pohon angsana inilah dibangun Gua Maria yang terkenal dengan sebutan Gua Maria Lourdes Sendangsono.

Tempat ziarah yang sangat popular ini terletak di Dusun Semagung, Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Sedangkan secara administratif, Gua Maria Lourdes Sendangsono termasuk ke dalam Paroki Santa Maria Lourdes, Promasan, Kulon Progo, Yogyakarta.
Selain nilai historis, tempat ziarah ini mendapat sentuhan khas dari seorang arsitek sekaligus pastor yaitu Romo YB. Mangunwijaya Pr, yang memadukan antara arsitektur modern dengan kondisi lingkungan sekitar. Tempat ini dibangun dengan memanfaatkan kondisi tanah yang ada tanpa banyak merusak alam sekitar. Dengan demikian, kondisi lingkungan sekitar tetap terjaga dan menjadikan tempat ini tampak begitu asri.

Gua Maria SendangsonoTempat ziarah yang sangat sejuk dan keheningan yang tercipta mampu menghadirkan ketenangan batin untuk lebih mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Tempat ziarah ini banyak dikunjungi peziarah dari seluruh Indonesia, terutama pada Bulan Maria yaitu pada bulan Mei dan Oktober. Selain berdoa, para peziarah dapat mengambil air dari sendang ataupun sumber mata air yang terdapat di sana. Diyakini bahwa air tersebut dapat menyembuhkan berbagai penyakit.

sejarah

Pada awal mulanya dulu, kawasan ini bernama Sendang Semanggung dan digunakan oleh para biksu dari Borobudur yang singgah untuk beristirahat dengan meminum air sendang sebelum melanjutkan perjalanan ke Biara di kawasan Boro.

GM Sendangsono8.jpeg

Pada tahun 1904, seorang pastor bernama Romo Van Lith, SJ datang untuk menyebarkan agama Nasrani di tanah Jawa, terutama di daerah Muntilan dan Magelang. Pastor ini kemudian menggunakan air dari sendang ini untuk membaptis ratusan penduduk local pada tanggal 14 Desember 1904. Peristiwa inilah yang kemudian disebut sebagai peristiwa pembaptisan pertama kali yang dilakukan di tanah Jawa.

Pada tanggal 8 Desember 1929, Romo J.B Prennthaler SJ menetapkan Sendangsono sebagai tempat peziarahan.

Sekitar tahun 1945, beberapa pemuda Katholik yang berkesempatan untuk berkunjung ke Lourdes, Prancis, pulang dengan membawa batu dari sana yang dipercaya merupakan batu dari gua tempat penampakan Bunda Maria kepada Bernadette Soubirous di Lourdes. Batu dari Lourdes tersebut kemudian ditanam di bawah kaki patung Bunda Maria, yang merupakan hadiah dari Ratu Spanyol kala itu. Oleh karenanya, kawasan Sendangsono juga terkenal dengan sebutan Lourdes-nya Indonesia.

Kemudian secara bertahap, sejak tahun 1974, Gua Maria Lourdes Sendangsono mulai dibangun lagi dengan mengandalkan sumbangan dari umat.

GM Sendangsono1.jpeg

Pada tahun 1991, kompleks bangunan Sendangsono mendapat penghargaan arsitektur terbaik dari ikatan arsitek Indonesia, untuk kategori kelompok bangunan khusus.

Puncaknya, pada tanggal 17 Oktober 2004, diadakan suatu Prosesi dan Misa Ekaristi Kudus untuk memperingati 100 tahun berdirinya Gua Maria Lourdes Sendangsono oleh Mgr. Ignatius Suharyo Pr.

kompleks-ziarah

Komplek ziarah Gua Maria Lourdes Sendangsono memiliki luas hampir mencapai 1 hektare. Ketika memasuki kawasan ziarah, para peziarah akan langsung disambut oleh deretan lapak kecil tempat berjualan aneka pernak-pernik rohani, seperti patung Bunda Maria dalam berbagai ukuran, lilin, aneka rosario, salib, botol putih, dan jerigen atau tempat untuk membawa air.

Gua Maria SendangsonoBagi yang hendak mengenang kisah sengsara Tuhan Yesus Kristus, peziarah dapat melakukan Jalan Salib. Terdapat dua rute bagi para peziarah untuk melakukan jalan salib. Rute jalan salib panjang adalah rute jalan salib lama yang dimulai dari bawah, yaitu dari Gereja Promasan yang berjarak sekitar 1 kilometer menuju Gua Maria. Sedangkan rute jalan salib pendek adalah rute jalan salib baru yang terdapat di area Gua Maria.
Selain jalan salib, peziarah juga dapat berdoa di depan pelataran Gua Maria yang terletak di belakang pohon angsana.

Di tempat ini peziarah dapat merasakan ketenangan untuk berdoa dengan menyalakan lilin ataupun menuliskan curahan hati kedalam secarik kertas yang kemudian memasukkannya pada tempat pembakaran yang disediakan di tempat tersebut, dengan maksud agar permohonan kita dikabulkan.
Secara umum, bangunan- bangunan yang ada banyak didominasi oleh bebatuan. Salah satu keistimewaan dari kawasan Sendangsono adalah design arsitektur modern yang memanfaatkan kondisi lingkungan sekitar. Artinya, bangunan-bangunan yang ada diletakan tanpa merubah kontur tanah dan kondisi tanah yang ada. Lihat saja bagaimana tebingan sungai yang justru digunakan sebagai tempat duduk bagi para peziarah. Tanpa mengubah aliran sungai yang mengalir tepat di depan Gua Maria dan sendang, tebingan di kiri dan kanan sungai justru dimanfaatkan sebagai tempat duduk umat.

Posisinya yang strategis tepat di hadapan Gua Maria menjadikan area ini tak tampak lagi sebagai sebuah tebingan, namun justru menjadi pelataran doa yang mampu menampung lebih banyak peziarah. Air dari sendang yang sejatinya berada tepat di antara pohon Angsana, telah dialirkan melalui kran-kran air hingga para peziarah lebih mudah ketika hendak mengambilnya. Air sendang ini diyakini peziarah banyak membawa berkat.

Sebagai peringatan atas peristiwa pembaptisan pertama di tempat tersebut, dibuatlah relief proses pembabtisan yang terdapat di kapel utama. Di dekat Kapel ini terdapat areal pemakaman, dimana salah satunya adalah makam Barnabas Sarikromo, salah satu warga yang menjadi penggerak komunitas Katolik Sendangsono sekaligus sahabat baik Pastur Van Lith yang ditetapkan sebagai katekis pertama di Sendangsono.

agenda-rohani

GM Sendangsono9.jpegSeperti tempat-tempat ziarah pada umumnya Gua Maria Lourdes Sendangsono selalu dipenuhi peziarah terutama pada Bulan Maria yaitu pada bulan Mei dan Oktober. Perayaan ekaristi selalu diselenggarakan pada tiap hari minggu selama Bulan Maria tersebut. Juga pada hari-hari besar keagamaan seperti Natal dan Paskah.

akses-masuk

GM Sendangsono2.jpegKawasan ziarah Gua Maria Lourdes Sendangsono terletak beberapa kilometer dari jalan alternatif Magelang-Muntilan-Wates. Secara umum, untuk dapat menuju ke Gereja Promasan dapat melalui dua rute yaitu :

Dari Magelang ataupun Muntilan, ke arah Wates melalui jalur alternatif sampai di Gereja Promasan sekitar 1 jam perjalanan.

Dari Yogyakarta ataupun Wates, sesampainya di perempatan nanggulan, silahkan ambil arah ke Muntilan atau Magelang. Untuk sampai di Gereja Promasan sekitar setengah jam perjalanan.

Sedangkan untuk menuju ke area ziarah Gua Maria Lourdes Sendangsono, terdapat dua rute yang bisa dilalui yaitu melalui:

Rute jalan salib lama atau jalan salib yang panjang, yaitu dimulai dari Gereja Promasan menuju ke area Gua Maria. Jaraknya sekitar 1 kilometer. Namun demikian, rute ini hanya diperuntukkan bagi pejalan kaki. Sedangkan rute untuk kendaraan melalui rute tersendiri.

Rute kendaraan letaknya beberapa ratus meter dari Gereja Promasan. Sekalipun jalan masuk menuju ke area ziarah terbilang sempit, namun mobil dan kendaraan bermotor dapat sampai di area parkir atas.

fasilitas-pendukung

Sebagai sarana ziarah, Gua Maria Lourdes Sendangsono telah dilengkapi dengan berbagai sarana pendukung yang dibutuhkan bagi para peziarah yang tentunya banyak berasal dari luar kota.

Gua Maria Sendangsono

Sekalipun masih serba sederhana, di area menuju komplek ziarah banyak terdapat rumah makan yang menyediakan menu khas ala Sendangsono. Apakah gerangan? Kiranya tidak perlu disebutkan, namun silahkan cicipi sendiri citarasanya. Termasuk makanan tradisional yang bisa dijadikan oleh-oleh banyak dijumpai di sepanjang pintu masuk lokasi ziarah.

Masih di area menuju lokasi, berbagai kios devosionalia ataupun toko cinderamata rohani dan pernak-pernik ziarah banyak digelar di tempat ini. Mulai dari lili, Rosario, patung, kaos, bahkan tempat air sekalipun banyak tersedia bagi peziarah yang mungkin kebetulan belum membawa sendiri.

Keistimewaan dari tempat ziarah ini adalah banyaknya pendopo yang didesign mirip rumah panggung, namun sejatinya adalah kontur tanah tebingan yang dibuat tempat untuk rekoleksi, retret atau mungkin sekedar untuk beristirahat. Bahkan penduduk sekitar dengan ramahnya menyediakan tempat ataupun rumahnya yang seadanya jika hendak menginap. Sedangkan untuk kelas hotel, pengunjung dapat mencarinya di kota yang tidak begitu jauh dari lokasi ziarah. Hal ini sekaligus jika hendak berwisata di Kota Yogyakarta.

wisata-sekitar

Sebagai bagian dari Kota Wisata Yogyakarta, tak lengkap rasanya jika Anda mengunjungi Gua Maria Lourdes Sendangsono tanpa berkunjung ke Kota Gudeg, Yogyakarta. Sedangkan untuk tempat wisata terdekat, Anda dapat mengunjungi Ancol Bligo serta sekaligus bersiarah di Gua Maria Lawangsih maupun Gua Maria Jatingsih yang jaraknya tidak begitu jauh jika ditempuh dengan kendaraan.

Selamat Menemukan Kerahiman Ilahi….
Semoga peziarahan anda dapat membawa berkah yang melimpah bagi anda dan keluarga.
Berkah Dalem.
Amin.

galeri-foto

GM Sendangsono8.jpeg

 

Gua Maria Sendangsono

GM Sendangsono7.jpeg

Gua Maria Sendangsono

Gua Maria Sendangsono

Gua Maria Sendangsono

GM Sendangsono2.jpeg

GM Sendangsono1.jpeg

 

Satu respons untuk “Gua Maria Lourdes Sendangsono

Tinggalkan komentar