Gua Maria Tritis

Alam semesta beserta segala keindahan dan keajaiban yang terkandung di dalamnya telah menunjukkan, betapa karya agung Yang Kuasa sungguh luar biasa tak terkata digdayanya. Bagaimana alam membentuk diri dan melakukan fungsinya, hanyalah demi keseimbangan semata. Sungguh luar biasa ajaibnya.

Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan yang paling dimuliakan. Namun sejatinya, keberadaan manusia tak lebih dari seukuran ujung kuku dibanding kebesaran karya Ilahi yang lain. Sebagai mahluk yang paling dimuliakan, manusia diberi kebebasan untuk mengolah dan memanfaatkan seluruh yang ada di alam semesta raya.

Gua Maria Tritis

Sebuah kolaborasi harmoni tingkat tinggi yang dirancang oleh Sang Pencipta demi keluhuran dan keagungan namaNya. Tak terkecuali keberadaan Gua Maria Tritis di atas perbukitan kapur yang tandus dan gersang.

Memasuki mulut gua yang dipenuhi stalagtit dan stalagmit, semakin menunjukkan betapa karya Tuhan sungguh agung dibanding reka daya manusia, ciptaanNya. Jika rata-rata tempat ziarah yang ada hanyalah berupa gua buatan, Gua Maria Tritis hadir menawarkan kesederhanaan dan keasliannya, sebuah penyejuk diantara gersang dan tandusnya perbukitan kapur di Desa Giring, Kecamatan Paliyan, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.

Keheningan dalam ritme tetesan air menciptakan damai tersendiri, membawa satu kesadaran untuk merenung, bahwa sesungguhnya manusia adalah mahluk yang lemah. Berbagai ‘aku’ keduniawian yang melekat pada masing-masing diri kita seolah tak ada artinya dibanding kesetiaan air yang terus menetes diantara dinding-dinding gua alami tersebut. Lorong-lorong gelap yang terdapat di dalam gua, tak ubahnya rangkaian permasalahan duniawi yang musti kita hadapi, bukan untuk dihindari.

Hanya sejuk hembusan angin dingin dan pijar cahaya lilin yang menerangi seisi gua itu saja yang memberi satu keyakinan, betapa harapan masih membentang, selalu ada jalan untuk semuanya dan menjadi damai bagi diri kita serta sesama.

sejarah

Tempat ziarah Gua Maria Tritis merupakan gua alami yang terbentuk sejak dahulu kala dan dipenuhi dengan stalagtit dan stalagmit yang selalu meneteskan air. Oleh karenanya, Gua Maria ini dinamakan Tritis (Bahasa Jawa : Tumaritis) yang berarti selalu ada air yang menetes dari langit-langit gua.

Gua Maria TritisKonon, gua ini merupakan tempat yang tak terjamah manusia, terkesan magis dan bahkan horror. Tak banyak orang yang berani memasukinya. Bahkan karena keterasingannya, gua ini sering digunakan sebagai tempat untuk bersemedi maupun bertapa, sebuah ciri khas adat dan budaya Jawa yang masih bersisa.

Pada tahun 1974, gua yang tadinya terkesan angker ini justru dimanfaatkan sebagai tempat untuk merayakan Ekaristi pada saat hari Natal. Sejak saat itu pulalah gua tersebut diberi nama Gua Maria Tritis. Semakin hari semakin dikenal dan terus dikelola dengan baik hingga menjadi salah satu tempat favorit bagi para peziarah.

Tempat ziarah ini mulai diperkenalkan oleh Pastor Paroki Wonosari yaitu Romo Hardjo Sudarmo SJ dan mendapat pemberkatan dari Uskup Agung Kardinal Darmojuwono, SJ.

kompleks-ziarah

Gua Maria Tritis merupakan Gua Maria yang unik. Tempat ziarah ini berupa gua alami yang masih lengkap dengan stalagtit dan stalagmitnya. Di tempat ini, para peziarah dapat berdoa dan bermeditasi di hadapan patung Bunda Maria dalam keheningan yang tercipta secara alami dan diantara suara air yang menetes dari bebatuan. Gentong-gentong berukuran kecil tersedia untuk menampung tetesan air tersebut dan dapat dimanfaatkan untuk dinikmati kesegarannya atau bahkan dibawa pulang.

Gua Maria TritisTepat di tengah gua, ditempatkan sebuah patung Bunda Maria berukuran besar yang tampak sedang khusyuk berdoa. Sebuah altar perjamuan kudus yang terbuat dari batu alam diletakkan di samping patung Bunda Maria. Kesederhanaan semakin terlihat dari hamparan karpet yang mulai terlihat using untuk digunakan sebagai alas duduk dan berdoa. Tak banyak ornament selain sebuah patung, altar dan sebuah salib besar.

Kesederhanaan inilah yang ingin ditonjolkan agar kita mampu menghargai dan menghormati segala anugerahNya.

Untuk rute jalan salib, terdapat dua pilihan. Rute pertama adalah rute jalan salib panjang. Jaraknya sekitar 1,5 kilometer. Seperti pada umumnya rute jalan salib, rute ini terbagi menjadi 14 stasi pemberhentian. Di setiap stasi, dipasang diorama kisah sengsara dan penyaliban Tuhan Yesus. Rute jalan salib panjang ini sungguh menantang bagi peziarah. Para peziarah diajak menyusuri bukit karang, melalui jalan yang sebagian sudah berupa jalan beton dan sebagian lagi melewati jalan bebatuan.

Tantangan ini sungguh akan semakin mendekatkan para peziarah akan makna penderitaan.

Pada pemberhentian  ke-12, didirikan 3 buah salib di bawah bukit yang menggambarkan tentang penyaliban Tuhan Yesus beserta 2 orang penjahat di bukit Golgota. Sedangkan untuk rute jalan salib yang pendek, jarak tempuhnya hanya sekitar 500 meter. Jalur pendek ini sekaligus juga menjadi jalan keluar dari gua menuju ke tempat parkir.

agenda-rohani

Seperti pada umumnya tempat ziarah Gua Maria Tritis selalu ramai dikunjungi pada Bulan Maria yaitu pada bulan Mei dan Oktober. Tidak hanya umat setempat, kini tempat ziarah ini mulai dikenal dan dikunjungi oleh peziarah dari berbagai kota besar di negeri ini.

Gua Maria Tritis

Sedangkan untuk Novena, selalu diadakan rutin pada hari Minggu pertama setiap bulannya, dengan didahului oleh prosesi Jalan Salib.

akses-masuk

Gua Maria Tritis terletak di tepi Jalan Lingkar Selatan Gunung Kidul, tepatnya di Dusun Bulu, Desa Giring, Kecamatan Paliyan, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Dari Kota Yogyakarta, tempat ziarah ini berjarak sekitar 50 kilometer.

Gua Maria TritisBagi para peziarah yang hendak berkunjung ke Gua Maria Tritis, dapat melewati Jalan Raya Yogyakarta – Wonosari, melalui Patuk, Pertigaan Gading, Playen, Paliyan, Pasar Trowono hingga sampai di Singkil. Sedangkan jalur alternatif lainnya adalah dari Yogyakarta melalui Imogiri, Panggang, Paliyan, Pasar Trowono hingga Singkil.

fasilitas-pendukung

Saat ini, fasilitas sarana dan prasarana tempat ziarah Gua Maria Tritis sudah banyak mengalami perkembangan. Jalan masuk yang menjadi rute jalan salib sudah dibenahi sedemikian rupa hingga lebih nyaman untuk dilewati. Di dalam Gua Maria juga tersedia buku-buku panduan doa, berupa Madah Bakti, Kidung Adi, Padupan Kecana dan Rosario.

Gua Maria TritisTempat parkir kendaraan telah disediakan. Bagi peziarah yang ingin menginap atau mengadakan retreat, di area Gua Maria Tritis juga terdapat pondok inap. Keberadaan tempat ziarah ini secara tidak langsung turut membuka lapangan kerja bagi warga sekitar. Warga setempat banyak yang mendirikan warung makan dan minum serta souvenir khas dari tempat tersebut.

wisata-sekitar

Serasa belumlah lengkap kiranya jika mengunjungi Gua Maria Tritis tanpa singgah di pantai yang letaknya tidak begitu jauh dari tempat ziarah tersebut. Terbilang ada Pantai Baron, Krakal, Kukup hingga yang terbaru adalah Pantai Indrayanti letaknya relatif tidak jauh dari Gua Maria Tritis. Ibarat sekali mengkayuh dayung, dua-tiga pantai terlampaui.

GM Tritis3.jpg

Sedangkan tempat ziarah yang tidak begitu jauh dari Gua Maria Tritis adalah Gua Maria Marganingsih di Bayat, Klaten dan Gua Maria Sendang Sriningsih di perbatasan Klaten dan Prambanan.

Dapatkan Update Panduan Ziarah Gua Maria Tritis, melalui Link dibawah ini :

https://drive.google.com/file/d/0B3wedv4f6r5XNUNqclo3UkdUdEk/view?usp=sharing

Selamat Menemukan Kerahiman Ilahi….
Semoga peziarahan anda dapat membawa berkah yang melimpah bagi anda dan keluarga.
Berkah Dalem.
Amin.

galeri-foto

Gua Maria Tritis

Gua Maria Tritis

Gua Maria Tritis

Gua Maria Tritis

Gua Maria Tritis

Gua Maria Tritis

Gua Maria Tritis

Gua Maria Tritis

Gua Maria Tritis

Gua Maria Tritis

Gua Maria Titis

Tinggalkan komentar